10 Langkah Desain Logo yang Harus Dihindari

0 komentar

Logo merupakan bagian terpenting dari identitas perusahaan karena menjadi wajahnya perusahaan. Logo akan memiliki usia yang lama, karena itu dalam pembuatannya harus terencana dengan matang, mencerminkan spirit perusahaan, dan tentu saja dengan dengan desain yang baik. Untuk membuat logo yang baik, sedikitnya ada sepuluh hal yang kiranya penting untuk dihindari dalam pembuatan logo, antara lain :

1. Meniru sebagian atau sepenuhnya dari desain yang lain

Meniru dalam bentuk apa pun sama dengan plagiatisme. Meskipun tujuannya baik, untuk kemajuan perusahaan, namun kalau diawali dengan meniru logo orang lain sebagian atau seluruhnya, bukan akan memajukan perusahaan, namun justru memperburuk citra perusahaan.

2. Menggunakan resource baik dari clipart, template melalui media offline maupun online atau dari website lain
Yang membedakan desainer profesional dengan desainer amatiran di antaranya adalah penggunaan elemen-elemen visual dalam logo. Desainer amatiran lebih cenderung menggunakan resource dari clipart atau website lain sebagai elemen visual yang akan dimasukkan ke dalam logo. Tindakan ini akan mengurangi orisinalitas, kualitas, profesionalitas, dan kreativitas.

3. Menggunakan resource dari desain logo untuk klien lain yg pernah dibuat
Hampir sama dengan nomor dua, namun yang ketiga ini resource milik desainer sendiri. Hanya saja, desain yang sudah menjadi hak perusahaan lain digunakan kembali sebagian bentuknya untuk desain logo perusahaan baru. Ini juga dapat mengurangi orisinalitas, kualitas, dan kreativitas, serta bagi perusahaan, logo tidak memiliki kekuatan pencitraan karena logo sudah tidak orisinil.

4. Terlalu banyak menggunakan font

Terlalu banyak menggunakan font sama dengan orang yang memamerkan koleksi perhiasannya dengan memakai beberapa perhiasan sekaligus. Logo bukan pameran karya. Penggunaan font yang terlalu variatif menyebabkan logo kurang eye catching dan melemahkan pencitraan perusahaan.

5. Menyerahkan pembuatan logo kepada desainer amatiran
Bagian kelima ini dikhususkan kepada perusahaan yang akan memercayakan pembuatan logo mereka baik kepada pihak luar maupun kepada pihak internal perusahaan. Menyerahkan pembuatan logo kepada desainer amatiran sama dengan menyerahkan jabatan menteri pertanian kepada seorang ahli IT, atau meminta tukang kayu untuk merakit komputer. Tidak akan mendapatkan hasil yang bagus. Setiap orang memiliki spesifikasi limu yang berbeda, dia akan sangat ahli jika diberikan pekerjaan yang sesuai.

Perkara adanya situs yang mengadakan sayembara pembuatan logo, yang katanya penghuninya kebanyakan desainer amatiran, itu adalah realitas yang tidak dapat dihindari, yang penting bagi desainer logo dalam bekerja adalah terus meningkatkan kapasitasnya agar senantiasa dapat bekerja menghasilkan desain lebih baik dari para amatiran sehingga konsumen pun akan semakin pintar memilih, memercayakan desain logo mereka kepada siapa, karena mereka sudah akan lebih percaya kepada desainer profesional.

6. Desain terlalu ramai
Seperti halnya terlalu banyak menggunakan font, desain yang terlalu ramai, misalnya penggunaan warna yang terlalu banyak, penggunaan elemen visual yang berlebihan baik gambar maupun efek-efek visual, menjadikan logo terlalu buruk untuk dilihat. Selain itu, desain yang terlalu kompleks menyebabkan logo sulit diingat.

7. Terlalu mengikuti trend
Mengikuti perkembangan trend memang baik untuk mengetahui kecenderungan dan teknik pembuatan logo terbaru. Namun bukan berarti mengikuti tren dalam membuat logo itu baik, karena dapat menjadikan logo tidak unik lagi. Mengapa logo harus unik? Karena logo yang unik tidak terpengaruhi oleh tren. Sedang tren bersifat musiman, datang dan pergi. Maka logo yang mengikuti tren tidak dapat abadi, sementara setiap perusahaan menginginkan usahanya maju dan langgeng.

Saat ini, orang dibilang gaul itu kalau mengikuti tren. Sedang mereka yang mengatakan itu tidak menyadari ada sisi yang unik bagi orang yang tidak mengikuti tren, yaitu mereka adalah orang yang istimewa, menjadi diri mereka sendiri.

8. Membuat logo menggunakan image editor
Sebaiknya hindari membuat logo dengan image editor, baik itu Adobe Photoshop, Corel Photopaint, maupun aplikasi pengolah bitmap lainnya karena saat hendak membuat sebuah desain dalam skala besar, logo akan terlihat pecah, hal ini karena file bitmap terdiri atas titik-titik kecil (piksel) yang tidak akan berubah jumlahnya saat diperbesar sehingga gambar tampak pecah atau blur. Lain halnya dengan vektor yang terdiri atas titik-titik matematis yang akan bertambah jumlahnya saat gambar diperbesar. Buatlah logo dengan vektor editor seperti Adobe Illustrator, Corel Draw, atau aplikasi open source seperti Inkscape. Aplikasi image editor/bitmap editor lebih tepat digunakan untuk membuat icon, karena icon tidak terlalu diperlukan dalam ukuran besar.

9. Menggunakan tipe font yang terlalu tipis
Penggunaan font yang terlalu tipis untuk logo akan membuat perusahaan anda sulit dikenali dan diingat. Orang malas membaca tulisan yang terlalu tipis, mereka lebih suka mengabaikannya. Kalau ingin logo anda dapat dikenal, kenapa memilih font untuk nama perusahaan yang terlalu tipis?

10. Menggunakan software pembuat logo instan
Seiring dengan semakin mutakhirnya perkembangan industri software, muncul berbagai aplikasi yang mempermudah orang untuk melakukan pekerjaan. Di antaranya adalah aplikasi pembuat logo instan. Dalam hitungan menit logo anda sudah jadi. Pembuatan logo dengan cara seperti ini tidak mencerminkan tindakan desainer profesional. Bagi pemilik perusahaan, membuat logo sendiri dengan aplikasi pembuat logo instan merupakan tindakan kurang bijak, karena tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan perusahaan.

Demikian 10 langkah pembuatan logo yang harus dihindari, semoga bermanfaat bagi rekan-rekan yang hendak membuat logo, dan perusahaan yang akan memercayakan kepada siapa logo akan dibuat. (mastio)


Posting Komentar

Komentar anda sedang menunggu moderasi. Terimakasih atas komentar anda.